Senin, 22 September 2014


Ingat tragedi masyarakat berebut es krim gratis di taman bungkul Surabaya,, tentunya anda pasti berkomentar tentang itu. . . okey saya mulai berkomentar begini: pemecahan rekor oleh salah satu produsen es krim terbesar di Indonesia, Wall’s, yang baru saja mengadakan acara bertajuk Wall’s Ice Cream Day pada hari Minggu (11 Mei 2014) yang bertepatan didelapan kota besar secara serentak, yaitu di: Jakarta, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Palembang, Banjarmasin dan Bandung. Tapi saya Cuma berkomentar yang ada di kota Surabaya yang mengakibatkan wali kota Tri Rismaharini marah besar akibat rusaknya taman dan tumbuhan hijau yang ditaksir menghabiskan dana milyaran. Ini gambarnya:

Ada 2 pihak yang perlu saya ungkap, salah satunya dari pihak Wall’s dan pihak terkait yaitu pemerintah. Begini bagi pihak produsen mungkin awalnya baik, yaitu dengan bertujuan untuk membahagiakan warga sekitar di kota besar dengan suguhan es krim gratis, dan untuk memecahkan rekor eskrim tersebut, namun pihak Wall’s belum merencanakan atau memikirkan dampak yang terjadi di sekitar taman tersebut. Sementara dari pihak pengizin atau pemerintah kota yang belum jelas apakah surat izinnya tersebut asli atau dipalsu. Memang ketika walikota marah ada sikap baik dan jeleknya, menurut orang-orang marahnya walikota yang arogan dipandang sebagian orang itu jelek tapi ada sebagian orang yang menganggap marahnya walikota tersebut baik karena kalau beliau tidak marah mungkin tanaman-tanaman itu semua akan ludes habis diinjak-injak pengunjung yang berebut es krim gratis itu. Ini gambarnya:

Manun saya menilai pengunjung itu merasa dibodohi atau belum memikirkannya, bisa ditebak setiap pengunjung pasti membawa kendaraan, mengeluarkan uang bensin bagi yang jauh maupun dekat, belum macetnya jalan, antri dan berebut dengan berdesak-desakan dengan banyak pengunjung lainnya yang sebetulnya untuk mendapatkan es krim yang semestinya kita bisa membelinya, memang disana diadakan hiburan tetapi yang saya prihatinkan adalah dampaknya. Masyarakat memang mudah tergiur dengan iming-iming barang geratis. Tentu sikap social dalam diri kurang, tapi tujuan dari pihak Wall’s juga baik…..untung pemerintah tanggap dengan memperbaiki dan mengganti tanaman tersebut





Untuk itu marilah kita fikirkan sebelum kita bertindak. Ngendikane KH. ABDUSSMI’ HASYIM Pon. Pes Darul Huda Mayak-Tonatan-Ponorogo, kita kudu “setiti, ngati-ngati, lan waspodo”.

0 komentar :

Posting Komentar