Ingat
tragedi masyarakat berebut es krim gratis di taman bungkul Surabaya,, tentunya
anda pasti berkomentar tentang itu. . . okey saya mulai berkomentar begini:
pemecahan rekor oleh salah satu produsen es krim terbesar di
Indonesia, Wall’s, yang baru saja mengadakan acara bertajuk Wall’s Ice Cream
Day pada hari Minggu (11 Mei 2014) yang bertepatan didelapan kota besar secara
serentak, yaitu di: Jakarta, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Palembang,
Banjarmasin dan Bandung. Tapi saya Cuma berkomentar yang ada di kota Surabaya
yang mengakibatkan wali kota Tri Rismaharini marah besar akibat rusaknya taman
dan tumbuhan hijau yang ditaksir menghabiskan dana milyaran. Ini gambarnya:
Ada
2 pihak yang perlu saya ungkap, salah satunya dari pihak Wall’s dan pihak terkait yaitu pemerintah.
Begini bagi pihak produsen mungkin awalnya baik, yaitu dengan bertujuan untuk
membahagiakan warga sekitar di kota besar dengan suguhan es krim gratis, dan
untuk memecahkan rekor eskrim tersebut, namun pihak Wall’s belum merencanakan
atau memikirkan dampak yang terjadi di sekitar taman tersebut. Sementara dari
pihak pengizin atau pemerintah kota yang belum jelas apakah surat izinnya
tersebut asli atau dipalsu. Memang ketika walikota marah ada sikap baik dan
jeleknya, menurut orang-orang marahnya walikota yang
arogan dipandang sebagian orang itu jelek tapi ada sebagian orang yang
menganggap marahnya walikota tersebut baik karena kalau beliau tidak marah
mungkin tanaman-tanaman itu semua akan ludes habis diinjak-injak pengunjung
yang berebut es krim gratis itu. Ini gambarnya:
Manun saya menilai pengunjung itu merasa
dibodohi atau belum memikirkannya, bisa ditebak setiap pengunjung pasti membawa
kendaraan, mengeluarkan uang bensin bagi yang jauh maupun dekat, belum macetnya
jalan, antri dan berebut dengan berdesak-desakan dengan banyak pengunjung
lainnya yang sebetulnya untuk mendapatkan es krim yang semestinya kita bisa
membelinya, memang disana diadakan hiburan tetapi yang saya prihatinkan adalah
dampaknya. Masyarakat memang mudah tergiur dengan iming-iming barang geratis.
Tentu sikap social dalam diri kurang, tapi tujuan dari pihak Wall’s juga
baik…..untung pemerintah tanggap dengan memperbaiki dan mengganti tanaman
tersebut
Untuk itu marilah kita fikirkan sebelum kita bertindak. Ngendikane KH. ABDUSSMI’ HASYIM Pon. Pes Darul Huda Mayak-Tonatan-Ponorogo, kita kudu “setiti, ngati-ngati, lan waspodo”.
0 komentar :
Posting Komentar